Jakarta - Setelah longsor akibat erupsi, rupanya Gunung Anak Krakatau menyusut. Namun berkurangnya ukuran Gunung Anak Krakatau tak lantas membuat potensi tsunami hilang.
"Kita melihat kondisi kemarin sore itu terkonfirmasi bahwa Gunung Anak Krakatau itu tingginya yang semula 338 meter sekarang ini ya kira-kira hanya 110 meter," kata Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo.
Berdasarkan pemantauan Badan Geologi pada pukul 14.18 WIB, asap letusan tidak berlanjut. Pada saat tidak ada letusan, sambung Antonius, puncak Gunung Anak Krakatau tak terlihat lagi, dan terpantau lebih rendah daripada Pulau Sertung.
"Di dalam foto yang kita ambil dari Pos Pasuruan itu bahkan tingginya tidak melebihi dari background Pulau Setung. Padahal yang kemarin kan sangat tinggi," jelas dia.
Badan Geologi pun memperkirakan potensi tsunami menjadi kecil, namun bukan berarti surut atau hilang. Potensi kecil yang dimaksud adalah karena kemungkinan terjadinya longsoran besar juga kecil.
"Sisa volume tubuh Gunung Anak Krakatau diperkirakan... masih saya konfirmasi lagi dengan data yang lebih jelas, dengan gambar yang lebih jelas, atau nanti pakai citra yang lebih jelas dari pihak BPPT atau Lapan. Tapi yang kita lihat itu sisanya hanya 40-70 juta meter kubik. Potensinya kecil untuk terjadinya longsoran besar. Itu yang ditunggu masyarakat," kata Antonius.
Selain itu saat ini tipe letusan Gunung Anak Krakatau bertipe Surtseyan. Magma yang keluar dekat dengan permukaan, sehingga kecil berpotensi menimbulkan tsunami.
"Letusan bertipe Surtseyan karena kawah Gunung Anak Krakatau ini dekat dengan permukaan air laut sehingga magma yang keluar bersentuhan dengan air laut. Letusan Surtseyan, posisi di permukaan. Dia itu kena air laut di permukaan langsung, dia meletus kan di permukaan, tidak bisa menggerakkan air itu sendiri karena sifatnya di permukaan, di batas antara air dan udara, sehingga potensinya kecil memicu tsunami," ujar dia.
BMKG Tetap Anggap Gunung Anak Krakatau Bisa Bangkitkan Tsunami
Walau ukurannya menyusut, Gunung Anak Krakatau tetap aktif. Maka itu BMKG menyatakan masih ada kemungkinan membangkitkan tsunami.
"Berdasarkan hasil pemotretan udara oleh TNI AU dan BMKG, diketahui Gunung Anak Krakatau masih aktif, masih berpotensi membangkitkan tsunami," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam keterangannya.
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada serta menghindari aktivitas di pantai/pesisir Selat Sunda dalam radius 1 km dari tepi pantai.
"BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Kemaritiman masih tetap terus memantau, dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya," kata dia.
0 Komentar