Brebes - Rapat koordinasi DPC PDIP Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (29/12/2018), dibubarkan ratusan massa. Akibat kejadian itu, rapat yang sedianya membahas perekrutan saksi ditunda.
Massa datang saat rapat baru saja mulai. Sebelum masuk acara inti, panitia rapat didatangi salah seorang yang mengaku membawa pesan dari Ketua DPC PDIP Brebes, Indra Kusuma. Orang tersebut meminta agar Indra Kusuma diberi waktu menyampaikan sambutan.
"Pada acara rapat persiapan rekrutmen saksi pemilu serentak, Indra Kusuma (Ketua DPC PDIP Brebes) rupanya ingin meminta waktu untuk memberikan sambutan. Tapi 13 PAC tidak setuju, sehingga saya tolak," tegas Wakil Ketua DPC PDIP Brebes, Cahrudin, yang juga menjadi ketua panitia rapat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Saat itulah datang ratusan massa merangsek masuk dan membubarkan acara.
"Indra datang bawa 200 orang. Mengusir peserta dengan membanting kursi. Ada berpakaian bebas dan ada yang berseragam partai. Mereka mengobrak-abrik forum yang sedang menyanyikan Indonesia Raya. Kami kenal wajah dia bahwa dia bukan orang PDIP meskipun pakai baju partai," tambah Cahrudin.
Atas insiden itu, Cahrudin memutuskan untuk menghentikan rapat dan membubarkan diri.
Cahrudin lebih lanjut menjelaskan, pelaksanaan rapat itu didasari dari instruksi DPP PDIP nomor 4883/ in/ dpp/ 11/2018. Surat itu diterima 22 November 2018 lalu. Dalam surat itu disebutkan, agar setiap DPC melaksanakan rapat persiapan rekrutmen saksi dalam mempersiapkan pemilu serentak.
"Kami menunggu perintah untuk melaksanakan rapat sesuai instruksi DPP, namun tidak ada jawaban sampai sekarang. Atas persetujuan 13 dari 17 PAC, akhirnya saya diberi amanat untuk menggelar rapat tersebut," urainya.
Langkah ini, kata Cahrudin diambil karena mempertimbangkan kekalahan calon PDIP pada Pilgub lalu.
"Mengingat dan menimbang punya pengalaman pahit atas kekalahan telak di pilgub karena Indra tidak lakukan langkah apapun untuk pemenangan. Kami tidak ingin kalah dalam pemilu 2019," ucapnya.
Sementara itu, juru bicara Ketua DPC Brebes, Imam Santoso, saat dikonfirmasi menyatakan rapat tersebut merupakan kegiatan ilegal. Ketua DPC tidak dilibatkan dalam pelaksanaan rapat.
"Ketua DPC seharusnya dilibatkan karena mengatasnamakan DPC PDIP. Dalam undangan, tidak ada tanda tangan ketua, yang ada tanda tangan wakil ketua dan sekretaris. Itu rapat ilegal jadi kami datangi," kilah Imam Santoso.
Imam juga membantah pengerahan ratusan preman dalam aksi itu. Kata dia, yang datang ke acara rapat adalah pengurus DPC dan para simpatisannya.
Terpisah, Kapolsek Brebes, AKP Harti, saat dihubungi mengatakan, pihaknya akan menundaklanjuti insiden itu. "Sudah ada laporan masuk dan akan kami tindaklanjuti," kata Kapolsek Brebes.
0 Komentar