InfoBerita - Kebiasaan masyarakat foto selfi di lokasi bencana tsunami jadi sorotan media asing, dilakukan demi dapat 'Like' di sosial media. Tsunami menyisakan duka bagi korban yang selamat maupun yang ditinggalkan sanak saudara, namun ada beberapa warga yang gunakan lokasi untuk berswa foto.
Musibah bencana tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung menjadi sorotan Tanah Air. Tak hanya banyak diberitakan oleh media lokal, media luar negeri pun turut mengabarkan berita duka tersebut.
Bahkan kisah grup Seventeen yang hanya menyisakan Ifan sebagai personel yang masih tersisa turut menjadi sorotan media luar negeri, salah satunya media Korea Selatan. Namun tak hanya itu saja yang menjadi bahan pemberitaan media asing.
Adapula media internasional, The Guardian, mengupas terkait kebiasaan tak biasa beberapa masyarakat Indonesia, yakni berswa foto di lokasi bencana. Media tersebut membahas terkait para pemburu selfie yang nampak berswa foto di lokasi tsunami terjadi.
Hal itu dilakukan guna mendapat lebih banyak like di sosial media. The Guardian pun secara langsung mengambil foto masyarakat yang datang ke lokasi tsunami di Banten untuk ber-selfie.
Dalam foto-foto yang diunggah, terlihat beberapa wanita tengah asyik berofot dengan mengambil latar belakang lokasi kejadian yang menghanyutkan banyak korban. Bahkan ada pula yang berfoto dengan latar belakang reruntuhan material yang belum sempat dibersihkan, serta anggota TNI yang terlihat melakukan penyisiran sekitar kejadian bencana.
Media itu mengatakan bahwa sejak terjadinya tsunami pada Sabtu (22/12/2018) Banten banyak dikunjungi oleh warga yang mengambil foto dan membagikan ke jejaring sosial mereka. Salah satu yang diwawancarai oleh media tersebut adalah wanita bernama Solihat.
Ia mengatakan kepada The Guardian bahwa pengambilan foto itu ia lakukan untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar datang ke lokasi untuk memberikan bantuan.
"Foto itu ada di Facebook sebagai bukti bahwa kita benar-benar di sini dan memberikan bantuan," ujar Solihat.
Solihat menambahkan dengan mengunggah foto dengan latar lokasi bencana ia berharap orang yang melihat jejaring sosialnya bisa lebih bersyukur.
"Ketika orang melihat foto saya, mereka akan menyadari bahwa mereka berada di tempat yang lebih baik. Foto soal kehancuran akan mengingatkan kita untuk lebih bersyukur," tambahnya.
Lalu, wartawan Guardian juga sempat bertanya soal kepantasan mengambil gambar di lokasi bencana. Solihat mengatakan bahwa semua tergantung dari niat orang yang melihat fotonya.
"Itu tergantung niat Anda. Jika Anda mengambil foto selfie untuk pamer, ya jangan dilakukan, namun jika Anda melakukannya uintuk berbagi kesedihan dengan orang lain ya tidak apa-apa," tambahnya.
Selain Solihat, Guardian juga bertemu dengan Anastasia yang juga datang ke lokasi untuk berlibur. Ia merupakan warga Jakarta yang sengaja menempuh perjalanan 3 jam untuk datang ke Banten.
"Saya ingin melihat langsung lokasi yang terkena dampak bencana," ujar Anastasia.
Saat ditanya berapa banyak jumlah foto yang ia dapatkan dari lokasi tersebut, Anastasia tertawa.
"Banyak, untuk media sosial, grup WhatsApp," ujarnya sambil tertawa.
Sementara itu, Bahrudin, salah satu petani lokal, mengungkap bahwa ia kecewa pada wisatawan yang hadir di sana hanya untuk sekedar berselfie.
0 Komentar