Telinga Tiba-tiba Berdenging Bisa Jadi Gejala Tinnitus, Segera Atasi dengan Cara Ini


InfoTerkini - Kesehatan adalah aset berharga yang sangat perlu dijaga. Untuk itu, mencegah datangnya penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Satu bagian tubuh yang kerap diabaikan kesehatannya adalah telinga. Pernahkah Anda mendengar bunyi "ngiiiing..." di telinga?

Sebagian orang seringkali mengaitkannya dengan suatu pertanda. Padahal sebenarnya telinga berdenging itu merupakan salah satu kondisi medis yang disebut sebagai tinnitus.

Tinnitus itu bukan sebuah penyakit, melainkan gejala dari kondisi kesehatan tertentu, seperti cidera telinga, gangguan pada sistem sirkulasi tubuh atau menurunnya fungsi pendengaran yang muncul seiring bertambahnya usia. Tinnitus merupakan kondisi yang bisa dialami semua orang dari segala usia.

Meskipun sebenarnya gejala ini lebih sering dialami oleh lansia yang telah berusia di atas 65 tahun. Gejala tinnitus ditandai dengan munculnya bunyi berdenging pada telinga, tetapi bisa juga berupa bunyi berdesis hingga siulan. Sebagian besar bunyi tinnitus hanya bisa didengar oleh penderitanya saja.

Namun adapula yang bisa terdengar oleh dokter yang memeriksa kondisi telinga pasien. Pada umumnya tinnitus bukanlah suatu kondisi yang serius. Kondisi seperti ini bisa membaik dengan sendirinya. Akan tetapi tidak ada salahnya bagi kita untuk tetap waspada dan memeriksa kondisi telinga ke dokter, terutama jika ada tiga gejala berikut ini:

1. Bunyi tersebut mengganggu ketenangan atau aktivitas sehari-hari, misalnya menjadi sulit tidur atau mengalami depresi.

2. Tinnitus muncul setelah kita mengalami infeksi pada saluran pernapasan atas (misalnya flu), dan tidak kunjung membaik dalam kurun waktu 7 hari.

3. Tinnitus disertai dengan pusing atau kehilangan pendengaran.

Lalu, apa penyebab munculnya tinnitus?

Penyebab tinnitus masih sulit diketahui secara pasti. Kendati, ada beberapa faktor penyebab yang umumnya melatarbelakangi tinnitus.

Faktor-faktor tersebut di antaranya, kerusakan pada telinga bagian dalam, kehilangan pendengaran karena lanjut usia, mendengarkan musik terlalu nyaring melalui earphone, penumpukkan kotoran dan cairan dalam telinga, infeksi telinga bagian tengah, pecahnya gendang telinga, penyakit meniere, paget, cidera kepala/leher, gangguan kardiovaskular, dan masih banyak lagi.

Apakah ada pengobatan khusus tinnitus?

Tiap penderita tinnitus membutuhkan cara penanganan yang berbeda, tergantung pada faktor penyebab tinnitus, contohnya:

1. Dokter akan mengganti obat yang digunakan jika tinnitus yang muncul merupakan efek samping dari obat-obatan.

2. Apabila penumpukan kotoran telinga terbukti menjadi pemicu tinnitus, dokter akan menganjurkan metode pembersihan telingan dan memberikan obat tetes untuk mengatasinya.

Namun jika penyebab tinnitus tidak diketahui, penanganan yang diberikan bertujuan untuk menekan bunyi tinnitus semaksimal mungkin. Langkah-langkahnya bisa berupa penggunaan alat bantu dengar, operasi, terapi suara, Tinnitus Retraining Therapy (TRT), dan Terapi perilaku kognitif (CBT).

Pencegahan tinnitus

Di samping melalui terapi medis, ada juga sejumlah cara yang bisa diterapkan di rumah untuk membantu mengendalikan tinnitus.

Beberapa di antaranya yakni sebisa mungkin menghindari pemicu tinnitus jika penyebabnya diketahui, mendengarkan musik yang menenangkan, mencari hobi yang bisa mengalihkan perhatian, mengurangi konsumsi minuman keras, atau melakukan relaksasi (seperti meditasi dan yoga).
Previous
Next Post »
0 Komentar