Bukan hanya Anda yang merasa tidak bahagia ketika terjun ke dunia kerja. Bahkan, berdasarkan studi yang dilakukan di Amerika Serikat oleh Gallup Organization, hanya 28.9% millennials yang merasa puas dengan pekerjaannya. Ini berarti 71% millennials merasa tidak memiliki “koneksi” dengan profesinya. And guess what, media sosial punya andil besar pada masalah ini.
Faktanya, lewat keberadaan media sosial di smartphone, millennials jadi generasi yang paling terhubung dari generasi sebelumnya. Di satu sisi, ini bisa menambah koneksi Anda. Akan tetapi, di sisi lain, hal ini membuat Anda dapat dengan mudah membandingkan diri dengan orang lain. Pernah merasa kecewa dengan diri sendiri ketika melihat di LinkedIn kalau teman sekelas waktu kuliah kini telah menjadi CEO dari perusahaan start-up ternama? Well, rasanya memang mudah untuk merasa seperti itu ketika Anda masih saja stuck di jabatan yang sama sejak lulus kuliah. Menurut Emerson Csorba, direktur dari perusahaan konsultan Gen Y Inc., karena dapat membandingkan kesuksesan dari banyak hal, Anda pun dapat lebih mudah merasa gelisah bahkan stress..
Lalu, bagaimana Anda mengatasi masalah ini? Pertama, perluas perspektif Anda tentang makna sukses. Cari tahu apa sukses itu, menurut diri Anda sendiri dan bukan dari apa yang terlihat dari media sosial. Kedua, jangan terpengaruh dengan posting teman-teman Anda yang telah berhasil mencapai puncak karier. Hey, besar kemungkinan mereka hanya posting hal-hal yang baik saja demi membangun “citra” tertentu. Mereka mungkin pernah berada di titik Anda saat ini, tetapi mereka tidak pernah membaginya di media sosial –siapa sih yang mau terlihat suram di Instagram?
Mengetahui banyak hal memang baik. Namun, untuk beberapa situasi, mengetahui banyak hal bisa menghalangi Anda dari rasa bahagia. Jadi, tidak ada salahnya untuk berhenti sejenak dari media sosial untuk menemukan kembali kebahagiaan Anda dalam mengejar puncak karier.
0 Komentar