InfoTerkini - Setiap orang berusaha keras untuk menciptakan makanan yang bersih dan higienis. Namun beberapa makanannya ini malah sebaliknya. Ada yang terbuat dari kotoran. Atau terbuat dari muntahan.
Meski menjijikan, makanan ini ternyata cukup mahal dan populer. Berikut 5 kuliner menjijikan yang mahal di dunia.
1. Kopi Luwak
Kopi Luwak, merupakan satu jenis kopi termahal di dunia. Diproduksi dari biji kopi yang telah melewati sistem pencernaan seekor luwak. Kucing asli Asia Tenggara ini sangat menyukai kopi sama seperti kita.
Hewan ini memakan buah kopi pilihan, tetapi tidak mencerna biji kopi. Sebaliknya, menyimpannya. Setelah melewati proses pencernaan, kacang menjadi kurang asam, lebih rendah protein, dan lebih rendah kafein.
Pada akhirnya, menghasilkan Kopi Luwak pahit, aromatik, dan rendah kafein, yang berharga di seluruh dunia. Fakta uniknya, ketika seekor luwak ingin menandai wilayahnya, dia menyemprotkan minyak berbau harum yang tebal.
Minyak itu dikumpulkan dan digunakan sebagai parfum tambahan dalam industri parfum mewah.
Secara historis, pedagang musang Luwak akan mencicipi minyak untuk memastikannya tidak tercampur dengan kotoran manusia (yang jauh lebih murah dan sama-sama berbau menjijikkan).
2. Panda Dung Green Tea
Menurut satu pengusaha teh, panda dikenal hanya mencerna sekitar 30 persen dari nutrisi yang ditemukan pada bambu yang dimakan. Ini berarti kotorannya masih kaya akan vitamin dan mineral.
Pengusaha teh itu bernama An Yashi. Dia adalah seorang dosen Universitas Sinchuan dan ahli margasatwa. Dia memiliki ide unik untuk membuat teh hijau dari kotoran panda. Harganya tak main-main. Yakni USD 35.000 setara Rp 455 juta per pon.
3. Un, Kono Kuro
Nama bir ini adalah pelesetan kata Jepang yang memiliki arti omong kosong, Unko. Diproduksi oleh pembuat bir berbasis Kanagawa, Sankt Gallen untuk April Mop 2013, bir ini terjual habis dalam beberapa menit.
Un, Kono Kurodibuat dengan bahan yang tidak biasa untuk bir yakni kopi. Bukan sembarang kopi. Sebab buah kopi sebelumnya akan dimakan gajah. Selanjutnya kotoran gajah inilah yang akan diolah.
4. Chicha Tradisional
Chicha adalah bir jagung yang dibuat di Andes. Minuman ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan memainkan peran besar dalam budaya kelompok seperti Inca dan Aztec, yang menganggap mabuk sebagai aktivitas spiritual dan berbagi minuman sebagai pertanda persahabatan.
Meskipun kamu mungkin menikmati segelas Chicha, secara tradisional, minuman ini diseduh berbeda dari kebanyakan versi di zaman modern.
Untuk memulai proses fermentasi, pembuat bir Chicha akan memulai dengan menggarap jagung secara menyeluruh dengan lidah mereka, membasahi sepenuhnya dengan air liur mereka sendiri.
Enzim dalam ludah cukup untuk mengolah tepung maizena menjadi gula yang dapat difermentasikan. Setelah periode pengeringan, kue jagung akan siap. Langkah ini terjadi sebelum bir diseduh, sehingga produk akhir steril, dan beberapa pabrik masih membuat minuman dengan cara tradisional.
5. Kuchikami No Sake
Sama seperti Chicha, persiapan sake telah berubah selama bertahun-tahun. Alkohol berbasis beras ini kadang-kadang disebut "anggur beras" tetapi memiliki lebih banyak kesamaan dengan bir.
Beras biasanya difermentasi dengan cetakan ( Aspergillus oryzae ) yang memiliki enzim yang diperlukan untuk mengubah pati beras menjadi gula, tetapi sebelum jamur ini ditemukan, bahan berbeda digunakan: Air liur manusia.
Pembuat bir akan mulai dengan mengunyah beras, kacang, atau biji ek untuk memulai proses fermentasi. Sake spesial ini disebut Kuchikami No Sake atau “Sake Mouth-Chewed ” dan masih dibuat sampai sekarang.
0 Komentar