InfoBerita - Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan polemik yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet. Ratna Sarumpaet mengaku berbohong telah dianiaya hingga wajahnya mengalami lebam-lebam. Dalam jumpa pers di kediamannnya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018), Ratna menyampaikan klarifikasinya.
Padahal, lebam tersebut adalah hasil dari operasi plastik yang ia lakukan di Rumah Sakit Khusus (RSK) Bedah Bina Estetika. Dalam kesempatan tersebut ia juga meminta maaf atas kegaduhan yang ia buat.
"Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda dan membuat kita semua bisa saling memaafkan," ungkap Ratna Sarumpaet.
Ia juga mengaku awalnya berbohong karena ia ditanya oleh anak-anaknya kenapa wajahnya bisa lebam. Ratna Sarumpaet kemudian menjawab secara spontan dan berbohong bahwa ia dipukuli.
"Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan," ungkapnya lagi.
Hampir seluruh rakyat Indonesia termasuk tokoh-tokoh besar seperti Prabowo Subianto, Fadli Zon, Hanum Rais hingga Rachel Maryam dibohongi oleh Ratna Sarumpaet. Sebelum dibohongi, ternyata kita bisa lho mengetahui gestur-gestur orang yang sedang berbohong.
Dan berikut ini adalah cara mengetahui jika seseorang berbohong kepadamu atau tidak. Berikut ini cara mengetahui seseorang berbohong.
1. Mendengar melalui perubahan suara
Ketika seseorang berbohong, ada kencenderungan ia akan menggunakan suara dengan nada yang agak tinggi dari biasanya. Meskipun ini juga bisa berarti bahwa orang tersebut gugup atau cemas, tapi ini menjadi sebuah indikator yang bisa menyatakan bahwa ia berbohong. Bisa juga orang tersebut menjadi lebih banyak bicara atau bicara lebih lambat dan mencoba menggunakan kalimat yang lebih rumit.
2. Bahasa tubuh
Karena kebanyakan komunikasi terjadi secara non-verbal, orang yang berbohong biasanya memusatkan pikirannya untuk mengkomunikasikan kebohongannya secara verbal. Tapi mereka ternyata juga memikirkan bagaimana gestur yang baik sehingga bisa mengelabui kamu.
Pembohong bisa jadi menahan tubuhnya agar tidak menunjukkan gestur yang bisa menunjukkan bahwa ia bohong. Jadi untuk bisa mengetahui bahwa seseorang bohong, kamu mungkin harus lebih memperhatikan bahasa tubuh ini dengan teliti.
3. Bertanya dengan cepat
Jika kamu ingin menangkap orang yang ingin berbohong kepadamu, kamu bisa menanyakan sebuah pertanyaan dengan cepat dan tak terduga. Tanya terus dengan pertanyaan yang terduga hingga akhirnya ia kepeleset sendiri dengan lidahnya.
Kebohongan memang mudah saat awal, tetapi saat kamu bertanya lebih dalam dan lebih banyak, maka pembohong juga harus berpikir lebih dalam lagi dan menjadi semakin sulit. Dan menempatkan pembohong dalam situasi tersebut bisa membuatnya terpojokan dan terbongkar kebohongannya.
4. Lihat matanya
Tak bisa dipungkiri, mata bisa menjadi senjata besar untuk mengetahui seorang berbohong apa tidak. Saat seseorang berbohong, biasanya ia akan mengalihkan pandangannya. Jadi kamu bisa curiga jika ia mengatakan suatu hal tapi dengan mata yang tak menatap ke matamu.
Tapi para ahli mengatakan bahwa kebanyakan psikopat bisa melihat ke mata orang yang dibohonginya dengan sangat santai. Selain itu juga ada budaya di mana menatap mata seseorang dianggap tak sopan, jadi mengevaluasi dengan cara ini bisa sangat tricky.
5. Ekspresi tak pernah bohongi emosi
Saat kamu mendengarkan seseorang bicara, dan kamu mengamatinya dengan baik, maka ada saatnya kamu dapat melihat perasaan yang mereka keluarkan dari ekspresi wajah atau tubuhnya jika mereka sedang berbohong.
6. Ekspresi yang tiba-tiba
Seperti yang dikatakan nomor lima, dan ditambah ekspresi yang tiba-tiba maka kamu bisa curiga bahwa kamu dibohongi. Apalagi ekspresi yang berada di wajah, ada orang yang berkedip lebih cepat saat berbohong, atau juga mengigit bibirnya saat berbohong.
Perubahan ekspresi ini bisa sangat unik ke masing-masing individu, jadi ya kamu bisa mengidentifikasinya dengan mengamatinya lebih teliti.
7. Diksi
Seorang pembohong biasanya tidak ingin menggunakan kata seperti, kecuali dan tapi, karena menggunakan kata tersebut bisa membuatnya lebih sulit untuk membuat sebuah kalimat yang masuk akal. Selain itu, mereka juga membutuhkan berpikir lebih keras saat menggunakan kata-kata tersebut.
Mereka juga biasanya tidak menghilangkan diri mereka dari cerita yang mereka sampaikan, jadi mereka kemungkinan tidak menggunakan kata seperti "aku", "gue", "kepunyaanku" dan sebagainya.
0 Komentar