Viral Penjual Tahu Ganteng di Bogor, Penampilan Necis Berjas dan Dasi hingga Digandrungi 'Emak-emak'


InfoBerita - Seorang penjual tahu keliling di Bogor jadi idola 'emak-emak' lantaran penampilannya seperti pegawai kantoran. Ia bernama Hikam Abdul Manan, seorang penjual tahu keju keliling yang menarik perhatian karena penampilannya.

Hikam berjualan tahu memakai pakaian seperti karyawan kantoran dengan kemeja, dasi, celana kain, jas dan sepatu pantofel. Sering kali Hikam memakai kacamata hitam untuk mendukung penampilannya.

Berkat penampilannya ini, Hikam terlihat rapi dan menarik perhatian pembeli, terutama dari para 'emak-emak' alias ibu-ibu yang menjadi pelanggannya. Hikam bercerita tentang awal mulai ia berpakaian seperti ini. Dulunya, pemuda 19 tahun asal Bandung ini berjualan menetap di pasar Bojong Gede, Bogor.

Hikam berjualan di pasar hampir dua tahun, tapi omzet penjualannya dirasa masih tak mengalami kemajuan. Hikam melihat potensi dari berjualan keliling dan akhirnya ia jualan keliling.

"Saya kan baca di Google, katanya penampilan bisa bikin orang tertarik. Nah makanya saya coba pakai baju rapi, siapa tahu jadi lebih banyak orang yang beli," kata Hikam.

Empat bulan pertama, Hikam berjualan keliling dengan memakai kemeja, celana panjang dan dasi. Benar saja, banyak pembeli yang tertarik untuk beli tahu kejunya. Hikam juga menabung keuntungannya untuk membeli sepatu pantofel, jas dan kemeja serta dasi baru.



Sejak punya jas, Hikam selalu berjualan dengan 'seragam' profesionalnya itu. Hikam bahkan punya pin nama yang ia pasang di jas laiknya pegawai kantoran. Meski begitu, ada pula yang memberi respon negatif dan menganggapnya sok bergaya serta berlebihan. Hikam tidak ambil pusing karena dia melakukan pekerjaan halal dan ia juga tidak gengsi.

Taktik pemasaran Hikam terbukti sukses. Jika dulu dia hanya bisa menjuall paling banyak 70 bungkus tahu, sekarang omzetnya naik dua kali lipat. Dengan penampilan barunya itu, Hikam bisa menjual hingga 140 bungkus tahu keju. Satu bungkus tahu dijual dengan harga Rp 8 ribu. Pelanggannya rata-rata ibu-ibu dan guru karena ia sering keliling ke sekolah-sekolah di Bogor.

Hikam mulai keliling sejak jam 8 pagi hingga jam 11 siang lalu lanjut lagi dari jam 3 sore hingga sebelum maghrib. Saat ditanya apa cita-cita ke depannya, pemuda yang tinggal di Jembatan Hitam, Bogor ini mengaku ingin merintis usaha sendiri.

Hikam juga berpesan pada semua pemuda yang masih bergelut dengan mencari pekerjaan, cobalah untuk merintis usaha sendiri. Pemuda tak boleh gengsi dan malu dalam merintis usaha atau bisnis meski kecil, kelak pasti bisa semakin sukses
Previous
Next Post »
0 Komentar